Gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh tindakan antisosial atau kriminal. Gangguan ini lebih pada ketidakmampuan untuk mematuhi norma sosial yang melibatkan banyak aspek perkembangan remaja dan dewasa pasien. Keadaan seperti ini paling sering ditemukan perkotaan yang miskin dan diantara penduduk yang berpindah-pindah dalam daerah tersebut. Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkan kesan luar yang normal dan bahkan hangat dan mengambil muka. Tetapi riwayat penyakitnya menemukan banyak daerah kehidupan yang mengalami gangguan. Menurut David & Neale, gangguan ini muncul sebelum usia 15 tahun yang ditandai dengan perilaku nakal, lari diri dari rumah, sering berbohong, mencuri, membakar, atau merusak dengan cara lain. Pola ini akan berlanjut hingga dewasa yang ditandai dengan tidak memiliki tanggung jawab, bekerja tidak konsisten, melawan hukum, agresif, gegabah, impulsif, dan gagal dalam merencanakan sesuatu (Nida AL Hasanat, 2004 : 24).
David & Neale juga menambahkan psikopati (Sosiopati) disamping gangguan kepribadian antisosial. Orang dengan psikopati dengan tidak memiliki rasa malu, miskin emosi baik emosi positif maupun negatif. ‘Charming’ dan memanipulasi orang lain untuk mencapai tujuannya. Kurang mengalami kecemasan sehingga tidak belajar dari kesalahannya. Karena tidak memiliki emosi positif, ia menjadi orang yang tidak memiliki tanggung jawab dan ‘tega’ terhadap orang lain (Nida AI Hasanat, 2004 : 26).
Menurut teori biologis, gangguan ini disebabkan beberapa faktor, yaitu : (a) kelebihan kromosom Y (laki-laki), menyebabkan pola XYY bukan XY yang normal pada kromoson 23. tapi teori ini tidak diterima, (b) Testosteron menjadi penyebab agresivitas laki-laki, (c) adanya keabnormalan pada otak, (d) karena kurang belajar dan perhatian yang neuropsikologis, dan (e) karena faktor keturunan. Sedangkan menurut teori psikologis, gangguan ini disebabkan oleh : (1) kondisi keluarga yang disharmoni dan ketidakkonsistenan dalam pengasuhan anak, (2) orang tua yang terlalu permisif dan kurang memperhatikan perilaku anak yang tidak benar, (3) orang tua yang tidak menunjukkan afeksi, (4) pendidikan yang didapat kurang memadai, dan (5) adanya pendapat bahwa antisosial datang dari semua kelas sosial yang ayahnya antisosial. Juga adanya penelitian korelasional yang menunjukkan bahwa banyak orang antisosial yang depresif dan cemas. Hanya saja belum ditemukan apakah itu penyebab atau dampak dari gangguan kepribadian antisosial (Martaniah, 1999 : 71).
a. Psikoterapi. Jika pasien merasa bahwa mereka berada diantara teman-teman sebayanya, tidak adanya motivasi mereka untuk berubah bisa menghilang, kemungkinan karena hal itulah kelompok yang menolong diri sendiri (selfhelp group) akan lebih berguna dibandingkan di penjara dalam menghilangkan gangguan. Tetapi, ahli terapi harus menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak pada pasien. Dan untuk mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahli terapi harus menggagalkan usaha pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang lain.
b. Farmakoterapi. Farmakoterapi digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan timbul, seperti kecemasan, penyerangan dan depresi. Tetapi, karena pasien seringkali merupakan penyalahguna zat, obat harus digunakan secara bijaksana. Jika pasien menunjukkan bukti-bukti adanya gangguan defisit-atensi / hiperaktivitas, psikostimulan seperti methylphenidate (Ritalin), bisa digunakan.
![Validate my Atom 1.0 feed [Valid Atom 1.0]](valid-atom.png)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar