Selasa, 03 Juni 2008

BUAT APA MEMPERTAHANKAN KEGEMUKAN ?

Sifat-sifat seperti tidak romantis, penyendiri, tidak becus memimpin adalah karakter orang gemuk yang acap ditampilkan di berbagai media massa, terutama televisi. Mereka sering dijadikan bahan dagelan atau ger-ger-an dengan mengeksploitasi kelebihan lemak tubuhnya.

Padahal dengan menjadikan kelebihan berat badan dan penderita kegemukan sebagai bahan tertawaan sama artinya melukai perasaan sebagian masyarakat yang menyandang "penyakit gemuk". Demikian hasil penelitian terhadap karakter orang gemuk dalam program-program yang ditayangkan hampir semua jaringan televisi di Amerika Serikat, yang dilakukan para peneliti dari The Michigan State University belum lama ini.

Persoalannya, apa sebenarnya yang salah ketika penonton disuguhi -atau media televisi menyajikan- beberapa bahan tertawaan dari karakter orang gemuk yang biasanya muncul dalam ceritera "edan-edanan" dalam program acara mereka? Mungkin bukan apa-apa , tapi penelitian lain menunjukkan bahwa kegemukan tidaklah sekedar pilihan tidak menjadi kurus.

Terkadang gemuk merupakan sinyal atau isyarat yang mendasari adanya perasaan-perasaan tertentu seperti low self esteem, rendahnya penghargaan terhadap diri sendiri. Self esteem adalah konsep individu tentang dirinya sendiri yang meliputi bagaimana perasaannya tentang diri dan tubuhnya serta seberapa jauh kepuasan yang didapatkannya dari tubuh tersebut. Dan ini akan berpengaruh besar terhadap apa pun yang dilakukan oleh individu.

Agaknya, dengan menggambarkan karakter orang kegemukan sebagai seseorang yang tidak diinginkan, orang yang tidak cakap memimpin, atau sesuatu hal yang layak dijadikan bahan banyolan, televisi justru makin menghidupkan sikap low self esteem yang acap menyertai orang gemuk. Misalnya mereka merasa dirinya tidak mungkin menarik dan bisa bersaing dengan tubuh gemuk dan akibatnya menyumbang pada lingkaran setan munculnya perasaan buruk, depresi dan reaksi makan berlebihan.

Bagaimana pun televisi saat ini dinilai bersikap diskriminatif, jaringan televisi masih jarang mengekspos dan menggambarkan apa dan bagaimana sebenarnya karakter orang gemuk dalam kehidupan nyata. Pimpinan riset Bradley S Greenberg dan rekan-rekannya, yang mempresentasikan hasil penelitiannya dalam forum The North American Association for the Study of Obesity di Quebec, menemukan bahwa 25 persen perempuan Amerika mengalami kegemukan, namun sosok dan karakter mereka muncul hanya 3 persen dari keseluruhan karakter dalam televisi. Kecenderungan yang sama terjadi juga pada laki-laki gemuk.

Kalau pun akhirnya karakter orang gemuk muncul di televisi, kebanyakan dalam versi banyolan dan terfokus pada ketidakmampuan mereka dalam banyak hal. Penelitian ini, akhirnya menggarisbawahi agar para produser acara dan para pimpinan stasiun televisi mulai berpikir keras menemukan cara bagaimana membuat penonton televisi tertawa dan menikmati sebuah acara tanpa menyakiti perasaan dan merugikan pihak lain.

Tidak ada komentar: